Tak beselang lama ocehan kami mebicarakan perihal hujan yang
akhir-ini (pada saat itu) mem PHP orang-orang Surabaya. Hawa terik panas yang
menjadi hawa rutin dikota ini telah menjadikan hujan sebagai harapan hidup dan
mati orang surabaya (lebay coy! hahah). perbincangan pun mengarah pada harapan
untuk segera turun hujan supaya hawa di kota pahlawan ini sedikit lebih sejuk. Tak berselang salah satu teman kami dalam forum cangruan pun menyela, “jangan! Jangan!
hujan jemuranku masih belum saya angkat, terus kalapun pulang nanti pastipun
saya kehujanan dan basah kuyup, terus besok saya kuliah pakai baju apa ??”
(pastilah dengan bahasa jawa dan sedikit aksen surabaya hehe) “pokoknya saya
tidak setuju kalau hujan” kata teman saya. Teman saya tersebut pun berharap
disertai doa untuk tidak turun hujan. Di lain sisi banyak diantara kita yang
menginginkan dan berdoa untuk turun huhan. Doa manakah yang akan dikabulkan ??
saya pun tidak tahu, makanya saya juga bertanya sesuai judul saya, hehehe. Ini seperti
ambivalensi dan dialektika yang sangat naif, mengapa saya bilang naif, semuanya
benar, punya alasan utilitas masing-masing. Saya tidak punya hak untuk membela
salah satu pihak, hanya ego manusia yang membuat jurang pemisah perbedaan
terjadi, adai saja saya memihak salah
satu, memihak ingin hujan misalnya, karena kos saya panas sehingga saya
mengotot kepada teman saya bahwa nanti akan hujan, dan mengatakan doa teman
saya yang tidak ingin hujan, tidak akan terjadi. Apa hak saya untuk semena-mena
mengatakan doa teman saya tidak akan terjadi ? atas dasar apa ?
Dualitas Doa ?
Kamis, 05 Februari 2015
Label:
ocehan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar